Thursday, July 6, 2017

Sifat Unsur Transisi


SIFAT UNSUR TRANSISI - Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur ini ada di periode 3 dan 4 pada sistem periodik unsur dan ada pada golongan B. 

Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3 sampai 12 (IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur. Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya terisi sampai orbit d. Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua pengertian:
  • Definisi dari IUPAC[1] mendefinisikan logam transisi sebagai "sebuah unsur yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk kation dengan subkulit dyang tidak terisi penuh"
  • Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai semua elemen yang berada pada blok-''d'' pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang memasukkan golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan, barisan blok-f lantanida dan aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi dan disebut "logam transisi dalam".

Jensen meninjau ulang asal usul penamaan "logam transisi" atau blok-d

Kata transisi pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang sekarang dikenal sebagai unsur blok-d oleh kimiawan asal Inggris bernama Charles Bury pada tahun 1921, yang merujuk pada peralihan/transisi pada perubahan subkulit elektron (contohnya pada n=3 pada baris ke-4 tabel periodik) dari subkulit dengan 8 ke 18, atau 18 ke 32.

Lah bang, terus unsur transisi sifatnya gimana?
Nah cekidot!

1.) Bersifat logam, ada yang paramagnetic ada yang diamagnetic
                a.) Diamagnetik karena tidak dipengaruhi oleh medan magnet
                b.) Paramagnetik karena sedikit dipengaruhi oleh medan magnet
                C.) Feromagnetik karena ditarik sangat kuat oleh medan magnet.

2.) Dapat membentuk ion kompleks
                Dapat membentuk ion kompleks karena adanya orbital d yang belum penuh sehingga dapat membuat ikatan kovalen koordinasi.
Contoh: Cu(NH3)4SO-> Ion Kompleksnya yaitu Cu(NH3)4

3.) Mempunyai beberapa jenis bilangan oksidasi (Biloks bervariasi)
                Penyebabnya adalah karena unsur transisi mudah melepaskan electron valensinya sehingga memiliki bilangan oksidasi positif yang bervariasi.

4.) Umumnya senyawanya berwarna
Penyebabnya adalah celah energy yang diperbesar karena adanya bilangan oksidasi yang besar, karena adanya orbital d yang berisi electron tidak penuh. Selain itu juga karena adanya perbedaan tingkat energy / energy ionisasi antara subkulit s dan d yang sangat kecil.
Contoh: CuSo4 berwarna BIRU.

ION ZN2+ TIDAK BERWARNA KARENA ORBITAL d SUDAH TERISI PENUH -> [AR] 3d10 4s0

Gimanaa? Sudah paham? Okeeh, terimakasih telah mengunjungi artikel ini, jangan lupa untuk share dan kunjungi artikel lainnya, semoga bermanfaat, terimakasih!!!

BACA JUGA

Penjelasan LENGKAP Otonomi Daerah (Asas, Dasar Hukum, Prinsip, Tujuan)


EmoticonEmoticon